SMS UNTUK KESEHATAN IBU DAN ANAK
Penggunaan
handphone kini sudah masuk ke desa-desa. Penggunaannya pun sangat beragam.
Selain untuk melakukan kontak sehari-hari, kini handphone digunakan juga untuk
mendapatkan informasi terkait kesehatan ibu dan anak. Sebagai contoh, Di RSUD
Majalaya, Kabupaten Bandung, dirintis
program SiJari Emas, yang menghubungkan tenaga medis dan penyedia layanan pada
saat gawat darurat. Program SMS lainnya ‘ SIGAPKU’ yang akan menerima complain,
keluhan, uneg-uneg terkait pelayanan kesehatan Ibu dan Anak, serta SMS SIPPP
yang menjadi ajang pembelajaran bagi para tenaga kesehatan. Berita ini tentu
melegakan, untuk ibu yang mau melahirkan bila menghadapi komplikasi persalinan
terutama dengan kasus-kasus gawat, oleh
bidan/tenaga medis dapat diberikan pertolongan yang lebih tepat dan lebih cepat. Saat
diinformasikan seorang ibu dalam keadaan darurat, fasilitas di puskesmas/rumah
sakit dapat disiapkan lebih cepat, jkarena diberitahu melalui SMS yang terhubung dengan system informasi
kesehatan yang ada. Dari informasi tersebut dapat dideteksi puskesmas/ rumah
sakit mana yang siap untuk menangani keadaan darurat tersebut . Tentu ini
merupakan, sebuah cara baru.
Penggunaan
SMS untuk pengiriman informasi kesehatan merupakan sebuah contoh bagaimana
internet dan handphone digunakan dalam
sector kesehatan. Pemanfaatan ini biasanya digunakan untuk kampanye kesehatan, berbagi
informasi mengenai kesehatan, penyediaan data kesehatan pasien dan peningkatan kemampuan tenaga medis. Dalam
konteks kesehatan Ibu dan Anak, handphone dapat membantu dalam mencegah
keterlambatan pengambilan keputusan serta terlambatnya transportasi penanganan
Ibu hamil di saat krisis. Juga berguna untuk menghubungkan antara tenaga medis
di rumah sakit dan puskesmas/ bidan pada saat terjadi krisis persalinan.
Angka
kematian Ibu dan Bayi di Indonesia adalah 210 per 100.000 kelahiran sementara
di Jawa Barat, angka kematian Ibu dan Bayi lebih besar sebanyak 228 orang per 100.000 kelahiran. Banyak
penyebab tingginya kematian Ibu dan Bayi Baru lahir, penyebab langsungnya yang terbanyak adalah
pendarahan dan eklampsia. Dari berbagai literature
dan diskusi-diskusi dengan komunitas, penyebab yang mendukung tingginya angka
tersebut adalah kemampuan dna ketrampilan penolong persalinan yang kurang
memadai, minimnya infrastruktur
(penyedia pelayanan kesehatan dan sarana transportasi) serta minimnya informasi
mengenai kesehatan Ibu dan Anak sehingga menyebabkan kurangnya pengetahuan dan
pemahaman mengenai kesehatan Ibu dan Anak.
Minimnya sarana informasi tersebut,
dapat diatasi dengan menyediakan informasi mengenai kesehatan yang
cukup. Lebih baik, bila informasi tersebut tersedia secara mudah, cepat, sesuai
dan murah. Penggunaan handphone serta layanan SMS-nya memberikan peluang untuk
memberi kesehatan informasi dengan kriteria tersebut.
Di
Indonesia, pemanfaatan dan Inovasi ini mungkin dilakukan dengan mendorong
penggunaan teknologi, akses handphone
yang kini telah dimiliki oleh sekitar 250 juta pengguna (menurut Asosiasi
Telekomunisasi Seluler Indonesia, 2011), diharapkan dapat membantu meningkatkan
kesehatan keluarga. Dengan pemakaian handphone, informasi bisa langsung ke
tangan yang bersangkutan.
Di negara
lain, inisiatif penggunaan aplikasi handphone seperti SMS, dilakukan melalui
inisiatif MAMA (Mobile Alliance Maternal
Action) , yang kini tersebar di 35 negara. Program ini berusaha memberi
informasi kepada Ibu, agar si Ibu lebih kuat dan memahami kesehatan melalui
informasi yang dimilikinya. SMS dikirimkan gratis setiap minggu selama masa
hamil dan satu tahun setelah melahirkan.
Salah satu Negara yang menjadi jaringannya, yakni di Bangladesh. Kini
anggotanya sudah mencapai 10.000 ibu. Ibu-ibu yang menjadi target adalah ibu-ibu dari keluarga miskin dan memiliki
kemungkinan resiko tinggi dalam persalinan ditinjau dari riwayat medisnya.
Selain
itu ada text4baby. Ada 24 juta pesan
yang terkirim dengan jumlah pengguna sekitar 350 ribu , sebagian besar pelanggan
adalah ibu-ibu muda yang baru pertama melahirkan. Pesan SMS yang dikirim seperti perkembangan
bayi, tidur yang baik bagi proses kehamilan, menghindari cacat lahir, menjaga nutrisi, mengingatkan jadwal imunisasi,
kesehatan mental, milestone perkembangan kelahiran dan pertumbuhan bayi,
kekerasan keluarga, menjaga aktifitas
fisik serta menyusui.
Di
Kenya, untuk ibu-ibu yang buta huruf, SMS dikirimkan ke handphone suaminya.
Sementara itu, para tenaga kesehatan dilatih untuk membuat isi SMS untuk
dikirimkan ke ibu-ibu yang sedang hamil. SMS digunakan untuk memeriksa secara
regular kesehatan ibu serta jika terjadi keluhan.
Ada
juga yang menjual alat-alat Kesehatan Ibu dan Anak yaitu Maternova.com. Yang menarik, penjualan alat kesehatan ibu dan
anak secara online ini, memiliki keunggulan harganya murah dan sesuai dengan
kebutuhan persalinan ibu dan anak daerah-daerah remote area.
Di
Indonesia sendiri selain inisiatif SMS SIGAPKU dan SIJAriEmas, inovasi lainnya
dicoba dirintis oleh Tim ITB dengan membangun database dan aplikasi kesehatan
maternal dan neonatal ( kesehatan ibu dan bayi baru lahir) yang mencatat
progress kesehatan seorang ibu dari dalam data kesehatan di puskesmas/rumah
sakit dari awal hamil hingga melahirkan.
Tantangan Ke Depan
Di
Indonesia, penggunaan mobile phone untuk informasi persalinan dan perkembangan
kesehatan ibu dan bayi masih terbatas. Dengan jumlah pengguna sekitar 250 juta,
masih banyak hal dapat dikembangkan. Penggunaan
berbagai ragam media juga penting untuk dikombinasikan dengan penggunaan
handphone, penggunaan leaflet, televise, pertemuan-pertemuan komunitas, radio komunitas
dan media alternative lainnya yang dekat
dengan perempuan. Sehingga informasi menjadi lebih lengkap didapatkan oleh
perempuan-perempuan yang sedang hamil untuk menjaga kesehatan kehamilannya,
menjaga kelahirannya dan kesehatan bayi
baru lahir.
Juga
pemikiran lainnya yang dapat dikembangkan dengan, mengkolaborasikan informasi tersebut dengan
diskusi tatap muka di berbagai kegiatan komunitas Pos Yandu, PKK serta Puskesmas sehingga
menghasilkan pemahaman yang lebih kuat.
*Dini
Mentari, Kandidat Doktor Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, Mengelola
Program Asistensi Teknis Pengarusutamaan Gender dalam Kesehatan Ibu dan Anak di
Propinsi NTT, PATTIRO
0 Comments:
Post a Comment
<< Home